Kamis, 30 September 2010

MEMAKNAI JEJAK KEHIDUPAN

Setiap malam menjelang tidur, saat bersiap merebahkan badan untuk istirahat malam. Kadangkala saya berdialog dengan diri. Rasanya sangat singkat waktu berlalu, semalam tidur sekarang datang lagi malam.
Apa yang dilakukan hari ini? Setiap hari kita semua manghabiskan jatah umur 24 jam, semuanya sama rata. Orang yang baik atau jahat, pinter atau bodoh, sakit atau sehat, presiden atau gelandangan semuanya sama. Dua puluh empat jam pas.
Meski jatah umur sama, pikiran, ucapan, prilaku dan akibat yang dihasilkan berbeda. Dalam 24 jam, ada yang bisa menghasilkan 1000 produktivitas, ada yang bisa memperoleh 100 produktivitas, ada yang bisa mendapat 10 produktivitas, bahkan ada yang tidak bisa menghasilkan apa-apa. Lalu termasuk yang manakah kita?
Dalam bahasa arab, kata umur seakar dengan kata makmur. Jadi, setiap hari mestinya kita membuat prestasi, menambah pengetahuan, meningkatkan skill, menciptakan devisa, nilai tambah dan kemakmuran, minimal buat diri kita sendiri. Syukur-syukur untuk keluarga, masyarakat, negara dan bangsa.
Perjalanan kita dari jam ke jam, hari ke hari, minggu ke minggu, dan seterusnya dari tahun ke tahun. Apakah diiringi dengan komitmen untuk meraih hidup bermakna dan bermanfaat, ataukah sekedar beraktivitas seperti layaknya hewan yang digerakkan oleh naluri untuk makan dan mengejar kenikmatan fisik belaka…
Setelah ramadhan sekarang ini ada baiknya kita merenung kembali apa yang kita rasakan, pikirkan dan lakukan setiap harinya. Nabi mengatakan “Khoirunnaas anfa’uhum linnaas” Sebaik-baik manusia adalah yang bermanfaat untuk manusia lainnya.
TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI