Kamis, 28 Januari 2010

Selamat Jalan Ayah.........


Sedalam laut, seluas langit
cinta tak bisa diukur
begitulah ayah mengurai waktu
meneteskan keringat untuk kami……..

Ya Allah....
Ya Rabb…………..
Ampuni segala dosa yang telah ayah perbuat...
ampuni segala kekhilafannya...
terimalah amal ibadahnya di semasa hidupnya..
terangkanlah kuburnya...
datangkanlah malaikat pembawa pelita untuk menemani ayah di dalam kubur
tempatkanlah ayah kami di tempat terbaikMu...
tempatkan ayah kami bersama hamba-hamba pilihan yang sangat Engkau cintai...

Ya Allah....
Ya Rabb…………..
kuatkanlah diriku, adik-adikku dan ibuku
agar bisa menerima ketentuanMu ini
dengan hati yang lapang...
kuatkanlah kami agar kami tidak meratap berlebihan
atas kepergian orang yang paling kami cintai...
mampukanlah kami untuk bisa melepas kepulangan ayah kami kepadaMu
dengan senyuman dan hati yang ikhlas....
kami juga yakin...
wafatnya ayah bukan berati ayah pergi untuk meninggalkan kami
tapi ayah pergi untuk menunggu kami di alam sana...
dan kelak akan berkumpul bersama lagi..

Allaahummaghfirlahu warhamhu wa'aafihi wa'fu'anhu....

Minggu, 10 Januari 2010

KH. Sa'dullah, Ketua PCNU termuda di Jawa Barat

Ketua Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Sumedang yang baru saja dilantik, KH Sa'dulloh, mengungkapkan perlunya NU merekontruksi perannya sebagai agen perubahan dalam masyarakat.

Hubungan dengan umara’ atau pemerintah, menurut Ketua PCNU termuda di Jawa Barat ini,
perlu dijalin dengan baik namun jangan sampai membuat NU kurang leluasa bergerak di tengah-tengah masyarakat, karena tetap berperan sebagai ormas Islam yang bertugas amar ma'ruf nahi mungkar.

PCNU Kabupaten Sumedang masa khidmat 2009-2010 dilantik oleh PWNU Jawa Barat pada kamis, 7 Januari 2010. Pelantikan yang bertempat di gedung Islamic Centre Jl Kutamaya Sumedang tersebut dihadiri oleh sekitar seribu orang warga NU se-Kabupaten Sumedang.

Hadir pula dalam kesempatan tersebut Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Asep Burhanuddin, Ketua PWNU KH Dedi Wahidi, Ketua PPP Sumedang H Doni Ahmad Munir, Ketua PKB Sumedang KH Idad Isti'dad, Kapolres Sumedang, Asisten Bupati, Perwakilan PCNU Kota Bandung, beberapa anggota DPRD Sumedang, Kakandepag Sumedang Drs H Ilih Permana MM, dan Kakandepag Majalengka Drs H Athoillah M Ag.

Dalam pidato pelantikannya, Ketua Tanfidziyah PCNU Sumedang itu mengatakan, tugas yang akan diemban PCNU Sumedang lima tahun ke depan cukup berat. Untuk itu, dibawah kepemimpinannya, KH Sa'dulloh ingin membawa angin perubahan baru bagi PCNU Sumedang sehingga bisa lebih diperhitungkan oleh siapapun.

Potensi warga NU Sumedang yang berjumlah ratusan ribu harus diberdayakan dengan baik kalau pembangunan yang dilaksanakan pemerintah ingin berhasil dengan baik

Karena itu, menurutnya pemerintah harus bekerjasama dengan NU supaya pembangunan bisa sampai kepada lapisan masyarakat paling bawah. Sebab yang menjadi objek pembangunan terbesar di Sumedang adalah warga NU. Jika warga NU sejahtera, maka masyarakat sejahtera. Dan masyarakat sejahtera berarti pembangunan yang dilakukakan pemerintah telah berhasil.

KH Sa'dulloh juga mengajak seluruh warga NU di berbagai lembaga pemerintah, DPRD, pengusaha dan lainnya, untuk membangun NU bersama-sama.

”Sudah saatnya seluruh warga NU berpikir jernih, bahwa anggapan NU milik satu golongan telah membawa NU ke dalam perpecahan dan membuat jam'iyyah ini menjadi kecil di mata masyarakat,” katanya.

Langkah-langkah yang akan di tempuhnya diawali dengan pembenahan internal organisasi, konsolidasi pengurus, anggota dan kader-kader. Setelah itu baru dilakukan pembenahan keluar melalui peningkatan peran serta NU dalam pembangunan Sumedang serta pembinaan hubungan yang baik dengan seluruh elemen masyarakat.

Sementara itu, Ketua PWNU Jawa Barat KH Dedi Wahidi, dalam sambutanannya mengatakan perlunya pendekatan yang lebih baik dan intens oleh pengurus PCNU Sumedang kepada para pejabat pemerintahan setempat terutama pejabat-pejabat yang NU.

Dengan pendekatan yang baik maka kebutuhan biaya operasional dan pembangunan kantor NU yang belum selesai sampai saat ini, bisa lancar dan terselesaikan dengan baik. Dalam kesempatan tersebut, KH Dedi Wahidi juga mendaulat Kepala Kandepag Sumedang untuk menjadi ketua panitia pembangunan kantor PCNU Sumedang. Selain itu, seluruh pejabat dan ketua partai didaulat untuk segera membantu keuangan PCNU Sumedang.

Pelantikan pengurus PCNU 2009-2014 dilakukan langsung oleh Rais Syuriyah PWNU Jawa Barat KH Asep Burhanuddin. Susunan pengurus PCNU Sumedang 2009-2010 terdiri dari Rais KH Adam Malik Ibrahim, Katib Drs.KH. Athoillah M Ag, Ketua KH Sa'dulloh SQ dan Sekretaris K. Aceng Muhyi SAg.

Ketua PBNU KH Said Aqil Siradj yang sedianya memberikan taushiyah dalam pelantikan ini batal hadir dikarenakan terjebak macet di Kota Bandung, sehingga acara terpaksa ditutup ketika sebagian jama'ah telah meninggalkan tempat. (nu online)

Senin, 04 Januari 2010

Kang Said luruskan "wasiat" Gus Dur


Banyaknya pihak yang mengaku mendapat wasiat dari mantan Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) yang juga Dewan Syuro PKB, KH Abdurrahman Wahid (Gus Dur), membuat Ketua PBNU Prof Dr KH Said Aqil Siradj angkat bicara.

Menurut alumnus Ummul Qura Makkah itu, dalam Islam ada dua hal terkait pesan sebelum kematian seseorang, yaitu wasiat dan ishok. Wasiat, katanya, berkaitan dengan materi dan masalah publik, sedangkan ishok berarti pesan orang sebelum meninggal yang tidak berkaitan dengan materi.

“Misalnya, orang tua saya sebelum meninggal berkata agar tanahnya diwakafkan ke PBNU, itu namanya wasiat. Sedang ishok contohnya, sebelum meninggal ayah berkata, nanti kalau pulang dari Arab Saudi, kamu pulang ke Kempek (Cirebon) untuk mengajar Ilmu Nahwu ya. Jadi, wasiat dan ishok berbeda,” kata Said Aqil, Senin (4/12), malam usai memimpin tahlilan enam hari Gus Dur di Ciganjur.

Wasiat, katanya, wajib dijalankan, tetapi harus memenuhi syarat. “Wasiat harus dilakukan, tapi syaratnya, saat wasiat itu diungkapkan, harus ada 2 orang saksi laki-laki yang adil, baligh, dan bisa dipercaya. Kalau saksinya hanya 1 orang saja tidak bisa. Harus dua saksi laki-laki,” jelasnya.

Berbeda wasiat, ishok tidak wajib dijalankan, meskipun disaksikan orang banyak. “Ishok itu kalau dilakukan baik, kalau tidak ya gak papa. Biarpun yang menyaksikan orang satu lapangan, tetap tidak wajib dijalankan,” katanya.

Said Aqil yang juga salah seorang kader inti Gus Dur mengungkapkan, pernyataannya menurut sudut pandang fikih itu tidak berarti membela salah satu dari pihak-pihak yang menyebut mendapat wasiat dari Gus Dur. “Saya netral, tidak membela siapa-siapa. Saya hanya ngomong dari sudut hukum Islam,” katanya.

Seperti diwartakan sebelumnya, dua kubu PKB mengklaim mendapat wasiat untuk meneruskan perjuangan Gus Dur di PKB. Putri kandung almarhum Gus Dur, Yenny Wahid mengaku mendapatkan wasiat untuk tetap mempertahankan PKB. Hal yang sama juga dilontarkan Ketua Umum DPP PKB Muhaimin Iskandar yang juga mengklaim mendapatkan wasiat dari Gus Dur. Bahkan, kini mulai bermunculan elite PKB lain yang juga mengaku mendapat pesan dari Gus Dur. (www.nu.or.id)
TERIMA KASIH TELAH MENGUNJUNGI BLOG KAMI